Jumat, 30 Oktober 2015

ASAL-USUL NAMA RAJA AMPAT

Masyarakat setempat percaya jika di Teluk Kabui Kampung Wawiyai, pernah hidup sepasang suami istri yang menemukan enam telur naga. 

Cerita ini berawal dari perjalanan keduanya mencari makan di tengah hutan. Saking asyiknya, tanpa terasa kaki mereka telah melangkah sampai ke tepi Sungai Waikeo. Di mana, mereka kemudian menemukan enam telur naga. 

Saat membawa keenam telur naga tersebut, keduanya tak memiliki firasat apapun. Dipikirnya telur-telur itu hanyalah telur biasa saja. Makanya, setelah dibawa pulang, mereka menyimpannya di dalam kamar sebelum dimasak. Tapi, belum sempat dimasak, empat dari enam telur-telur itu menetas. Dari dalam keluar sosok manusia. Empat laki-laki dan satu wanita. Nama mereka masing-masing adalah War, Betani, Dohar, Mohammad, dan Pintolee (yang wanita).

Seiring berjalannya waktu, kelima anak ini tumbuh. Pintolee kemudian didapati oleh kakaknya hamil di luar nikah. Dia dihanyutkan dalam kulit bia (kerang besar) sampai terdampat di Pulau Numfor. 

Keempat kakak laki-laki Pintolee pun kemudian diangkat menjadi raja untuk empat pulau yang besar. Yaitu: War diangkat raja di Waigeo, Betani diangkat di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad di Waiga. Sedangkan, telur naga yang tidak menetas hingga saat ini masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari masyarakat setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar