Kamis, 12 November 2015

___-~~~..Laras Present..~~~__  ```Ijinkan Aku mencintaimu``` Author POV. 

Cinta yang tulus.. berani terbang meski tau akan jatuh. Cinta yang tulus.. berani berharap meski tau akan kecewa. Cinta yang tulus.. berani berlari meski tau akan jatuh. Cinta yang tulus.. berani mencintai meski tau akan terluka.   “Kris ge..” Panggil Tao yang berlari mengejar namja tinggi berambut pirang yang sedang berjalan dengan pelan. Namja itu hanya menoleh sebentar. Lalu kembali fokus dengan jalannya.   “Kris ge.. Selamat ulang tahun.. Sangeil Cukkae Kris ge.”   Namja bernama Kris itu hanya menoleh sebentar lalu berpaling lagi.   “Kris ge kenapa tak membalas pesan Tao tadi malam?”   “Kau pikir aku akan bangun dan membalas pesanmu tengah malam seperti itu? Lebih baik aku tidur.” Jawab Kris dingin.   “Begitu ya Kris ge? Jadi Tao mengganggu tidur Kris ge tadi malam? Maafkan Tao ne.. Mianhae..”   Kris hanya memutar bola matanya malas. Tak menghiraukan permintaan maaf Tao.   “Kris ge~~ Mian..” Tao mulai berkaca-kaca.   “Ne.” Jawab Kris singkat dan dingin. Tao lalu tersenyum gembira.   * * *   “Kris ge, mau Tao belikan kado apa?”   “Tak perlu.”   Tao mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Mengeluarkan sebuah syal berwarna biru langit dengan sedikit bordilan benang putih yang menambah cantik syal tersebut. Disana juga tertera tulisan be healthy Kris ge . Kecil namun nampak. Dan tulisan itu juga terbuat dari bordilan benang berwarna putih.   “Aku sudah merajut ini untuk Kris ge. Maaf jika jelek. Aku membuatnya setiap tengah malam karna tugasku sangat banyak akhir-akhir ini. Aku bertanya pada gege karna aku juga ingin membelikan sesuatu yang gege inginkan. Tapi gege tidak mau. Yasudah. Ini untuk gege.”   Tao menyodorkan syal yang dikeluarkannya dari tas tadi pada Kris. Sedangkan Kris masih diam dan memandang aneh pada syal rajutan Tao.   “Tak Usah.” Jawab Kris dingin lagi.   “Kris ge. Kumohon, terimalah. Setelah bulan ini berakhir akan datang bulan Desember. Bulan Desember akan turun salju ge. Aku tak mau kau kedinginan.”   “Aku masih punya syal yang lain.”   “Tolonglah ge. Skali ini saja, terima pemberian Tao.”   Kris pun mengambil syal yang dibawa Tao dengan malas. Kemudian memasukkannya pada tasnya.   “Sudah? Sana ke kelasmu. Gomawo.”   “Ne.. Anyyeong Kris ge.”   Tao berjalan meninggalkan kelas Kris. Sedangkan Kris hanya menghembuskan nafasnya kasar.   “Sampai kapan aku harus selalu bertemu dengannya setiap saat?” “Sampai kapan dia berhenti mengejarku?” “Sampai kapan dia melakukan hal-hal bodoh yang tak penting itu?” “Sampai kapan dia terus mengikutiku kemanapun kakiku melangkah?” “Kapan dia pergi dari hidupku?”   * * *  “Hai ge.”   Tao menghampiri Kris yang sedang asyik membaca buku di bawah pohon besar di belakang sekolah. Hal itu yang selalu dilakukannya setiap hari. Dan Tao selalu mengikutinya.   “gege. Aku membawakan sanwich untuk kita. Gege kan tak pernah istirahat untuk membeli makan. Aku tak mau gege sakit. Ayo dimakan ge.”   Tak ada respon dari Kris.   “Apa mau disuapi Tao?” Tanya Tao.   Tao mengambil seiris sanwich yang dibuatnya khusus dari rumah untuk Kris. Di bawanya roti itu mendekati mulut Kris.   Tangan Kris menepis tangan Tao. Membuat roti yang dibawa Tao terjatuh ke tanah. Tentu saja bukan itu yang diinginkan Tao.   “Bisakah kau menghilang sebentar saja dari hidupku ha? Aku muak melihatmu setiap hari. Mendengar ocehan tak pentingmu setiap hari. Pergilah.”   Tao tersentak kaget mendengar ucapan Kris. Memang ini bukan pertama kalinya Kris menyuruh Tao pergi dari hidupnya. Namun ini pertama kalinya Kris mengucapkan kata muak padanya. Mata Tao mulai berkaca-kaca. Kristal bening itupun jatuh.   “Mianhae ge.. Tapi aku tak bisa.”   “Bodoh.”  “Iya ge, aku bodoh. Karna aku terlalu mencintaimu. Maafkan aku. Aku tak bisa jika harus pergi dari hidupmu.”   “Kalau begitu, aku yang akan pergi dari hidupmu.”   “Kumohon ge. Jangan pergi dariku. Ku Mohon. Hiks..”   “....”   “Biarkan aku mencintaimu ge.. Sebentar saja. Jika memang nanti benar-benar sudah saatnya aku pergi dari kehidupan gege. Aku akan pergi ge.”   “.....”   Tak ada jawaban. Kris lalu berdiri dan berjalan menjauh dari Tao. Dia benar-benar muak dengan namja bermata panda yang sangat mencintainya itu.   * * *   Kris terlihat sangat mengantuk mendengarkan penjelasan seosangnim di kelasnya. Dia benar-benar bosan. Entah apa yang terjadi dengannya. Dia mengirim pesan pada Tao.   “Hey, panda. Aku sangat bosan di kelas. Apa kau mau menemaniku membolos?” Kris mengirim pesannya pada Tao. Tak lama, Tao membalas pesannya.   “Tapi, pelajaran Tao sangat penting ge. Tao sangat tidak mengerti dengan materi ini.”   “Yasudah jika kau tak mau.”   “Baiklah ge.. Tao mau.”   “Ayo keluar sekarang. Ku tunggu kau di UKS”   Kris menutup bukunya, memasukkannya pada laci mejanya. Lalu berdiri dan meminta izin pada seosangnim untuk ke UKS. Dia berbohong dengan mengatakan perutnya sangat sakit dan kepalanya sangat pusing. Dia memang sangat jago akting. Bibirnya dibuat kering agar terlihat pucat. Seosangnim pun mempercayainya. Lalu membiarkan Kris pergi.   Kris bertemu dengan Tao di ruang UKS. Tao pun ternyata menggunakan alasan yang sama pada seosangnimnya. Lalu mereka mengambil tas mereka yang memang mereka letakkan di loker masing-masing. Setelah itu mereka menuju pintu belakang sekolah. Jalan satu-satunya untuk mereka pergi tanpa ada yang tau. Mereka pun keluar.  “Kita mau kemana ge?” Tanya Tao yang berjalan di belakang Kris.   “Entahlah.”   “Sebenarnya setelah pelajaran Fisika ini. Pelajaranku Bahasa Inggris ge. Aduh, aku sangat sulit dalam pelajaran itu.”   “Kalau kau tak mau menemaniku. Kenapa masih pergi? Kembali sana.”   “Ah.. Ani. Aku akan menemani gege.”   Kris membawa Tao ke sebuah padang bunga yang sangat indah. Tao yang baru melihat tempat itu berdecak kagum. Selama dia tinggal di Korea, dia takpernah mengetahui ada tempat seindah ini.   “Kris ge, bagaimana gege bisa mengetahui tempat seindah ini?”   “Aku selalu kesini jika aku bosan.”   “Kenapa gege tak pernah mengajakku eoh?”   “Untuk apa? Kurang kerjaan saja mengajakmu ke sini.”   “Tapi, sekarang gege mengajakku kesini kan?”   Kris hanya memutar bola matanya malas. Lalu membuang tasnya sembarangan kemudian menidurkan badannya pada sela-sela bunga-bunga. Taopun mengikuti apa yang Kris lakukan.   “Ge.. Jika Tao memang benar-benar pergi dari hidup gege . Apa gege akan senang?”   “Tentu.”   “Apa gege akan bahagia?”   “Tentu.”   “Apa gege tak akan merasakan kehilangan Tao.”   “Mungkin tidak.”   “Asal gege tau saja. Aku selalu memikirkan ucapan gege setiap malam. Aku memang sangat menginginkan kebahagiaan gege. Tapi aku rasa, aku juga sangat egois. Aku selalu ingin bersama gege. Aku selalu ingin mencintai gege. Bahkan rasa cintaku makin besar setiap hari. Tapi sayang, gege tak menyadarinya.”  Tao menghembuskan nafasnya pelan. Sedangkan Kris sedang asyik memandang awan dan mendengarkan ucapan Tao.   “Tapi, mungkin sekarang Tao tak mau egois lagi. Tao akan meninggalkan gege.”   Kris memalingkan pandangannya pada Tao. Sedangkan Tao masih menatap langit biru diatas sana.   “Untuk kebahagiaan gege bukan?”   “...”   “Tao akan pergi ge. Tenang saja.”   “...”   “gege tak akan lagi mendengarkan ocehan tidak penting Tao. Mungkin ini yang terakhir. Gege juga tidak akan lagi merasa terganggu dengan kehadiran Tao. Dan gege pasti akan bahagia.”   Tao tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada seseorang di sebelahnya. Mata mereka bertemu. Jantung Tao berdebar kencang. Kris pun merasakan itu. Namun terasa aneh untuk Kris.  “Apa gege bisa mendengarkan detak jantung Tao sekarang? Ini sangat kencang ge. Sampai-sampai terasa sangat sakit. Mungkin ini terakhir kalinya Tao akan merasakan ini.”   Kris mulai merasa kata-kata Tao ngelantur. Seolah-olah Tao akan pergi selamanya meninggalkan Kris. Dan entah mengapa Kris merasa sedikit. Ya, sedikit Takut.   “Tapi, tenanglah ge. Gege akan selalu ada di sini. Selamanya.” Kata Tao sambil menunjuk dadanya.   “Emm.. Gege tau tidak. Kenapa Tao tak mau meninggalkan gege?” Kris menggeleng.   “Gege lah orang pertama yang memperkenalkan Tao apa itu cinta. Gege adalah orang pertama yang membuat dada Tao terasa sangat amat terasa penuh dengan kupu-kupu. Gege adalah orang pertama yang membuat jantung Tao berdebar sangat kencang ketika bersama seseorang. Gege adalah orang pertama yang membuat Tao selalu merasa aman dan nyaman ketika Tao bersama gege. Dan masih banyak lagi ge. Awalnya Tao merasa aneh, karna Tao mencintai seorang namja, bukan seorang yeoja. Tapi hati Tao tak bisa berbohong bahwa Tao mencintai gege.”   “.....”   “Tapi, Tao baru menyadari. Ada pertemuan pasti juga akan ada perpisahan bukan?”   “.....”   “Gomawo ge.”   “Untuk apa?”   “Untuk kebahagiaan yang selalu gege berikan pada Tao. Untuk kehangatan yang selalu Tao rasakan setiap Tao bersama gege. Dan terima kasih karna gege mau mengenal Tao.”   Tao meneteskan air matanya. Kris masih setia memandangnya. Dia baru menyadari bahwa namja panda di sebelahnya ini sangat manis. Dan ada sedikit getaran ketika melihat air mata Tao jatuh. Dia ingin menghapusnya. Namun dia mengurungkan niatnya.   “Gomawo ge.. Gomawo.. Hiks...”   “.....”  “Aku sangat sedih ge... Sangatt sedih.. Aku harus meninggalkanmu. Aku harus menjauh dari hidupmu. Kau tau? Aku tak mungkin sanggup melakukan itu ge. Hiks.. aku sangat mencintaimu ge.”   “.....”   “Maafkan Tao ya ge. Tao selalu menyusahkan gege. Setelah ini tidak lagi ge. Tidak akan.”   Tao menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Badannya bergetar hebat. Dia menangis. Ya, menangis. Membuat Kris yang berada disampingnya bingung melakukan apa.   Entah apa yang terjadi pada Kris. Kris merasa sangat sakit ketika melihat Tao menangis. Merasa sayatan-sayatan yang kian banyak seiring dengan banyaknya kata yang Tao ucapkan.   Kris mengulurkan tangannya memeluk Tao. Dia memeluk Tao. Untuk pertama kalinya. Tao sedikit terkejut dengan tindakan Kris. Namun dia menyukainya.   Masih dengan posisi tidur. Mereka berpelukan di tengah padang bunga. Tao mengeratkan pelukannya pada Kris. Ini adalah pelukan terakhirnya bukan?   “ge..”   “Hmm...”   “Apa aku boleh meminta ciuman pertamaku denganmu?”   Kris terdiam. Kemudian Kris mendekatkan wajahnya dengan wajah Tao. Deru nafas Tao menyentuh permukaan wajah Kris. Kemudian bibir mereka saling bersentuhan.   Beberapa menit tak ada tindakan lain selain hanya diam. Tapi, setelah itu, Kris mulai melumat bibir Tao. Sedangkan Tao hanya diam. Kris menggigit bibir Tao pelan. Membuat Tao membuka sedikit bibirnya. Kris langsung memasukkan lidahnya pada mulut Tao. Mendorong-dorong lidah Tao dengan maksut mengajak lidah Tao bertarung di dalam sana.   Tao pun mengerti dengan maksut Kris. Kemudian meng-iyakan ajakan pertarungan lidah Kris. Kegiatan itu berlangsung sampai beberapa menit. Kemudian mereka melepaskan ciuman mereka karna merasa oksigen di paru-paru mereka menipis.   Tao masih memeluk Kris erat. Meletakkan kepalanya di bahu Kris. Memejamkan matanya sebentar. Menghirup aroma tubuh Kris yang baru kali ini dihirupnya dengan sedekat ini.   “Gomawo ge.”   “....”   “Semoga gege tak menyesal. Sekali lagi gomawo.”   “....”  “Wo ai ni ge.. Saranghae.. Jeongmal saranghae ge.”   “Na-nado Tao.” Tao tersenyum. Masih tetap memejamkan matanya.   Kris merasakan detak jantung Tao yang berdebar sangat kencang. Sangat-sangat kencang. Kris merasa sedikit aneh dengan ini. Dia merasa akan benar-benar kehilangan Tao. Merasa Tao akan benar-benar meninggalkannya. Merasa akan kehilangan detak jantung Tao. Rasa takut menyelimuti hati Kris. Sepertinya Kris baru menyadari bahwa dia mencintai Tao.   Kris juga memejamkan matanya. Merasakan detak jantungnya yang kini juga berdebar sama dengan Tao. Namun, dia kembali membuka matanya ketika merasakan detak jantung Tao melemah, bahkan tak terasa lagi. Pelukan Tao juga tak terasa erat lagi.   Kris melepaskan pelukannya dengan Tao. Melihat wajah Tao yang tiba-tiba terlihat pucat. Kris tiba-tiba panik.   “Tao, gwencana?”   “....”   “Tao.. Kenapa kau terasa dingin? Kenapa kau pucat? Kau kenapa Tao?”   “.....”   “Tao, jawab aku..”   “.....”   “Kumohon Tao.. Jawab aku..” Air mata Kris mulai jatuh.   “.....”   “Kau tak boleh meninggalkanku Tao..”   “......”   “Taoo....”   “......”   “Hiks... Mianhae.. Mianhae.. Jeongmal Mianhae...”   “.....”  “Taoo.. Hiks.. aku mencintaimu. Kumohon jangan tinggalkan aku..”   Sampai pada akhirnya Kris membawa Tao pulang. Sekarang Tao benar-benar pergi. Pergi untuk selama-lamanya. Pergi meninggalkan Kris dengan sejuta penyesalan.   * * *   Andai hidup tidak untuk mati. Maka semua akan abadi. Andai cinta tidak untuk luka. Maka semua akan bahagia. Andai ketulusan dan kebaikan tak pernah salah. Maka tidak akan ada air mata.   * * *   Kris menatap nanar gundukan tanah yang kini mulai mengering di hadapannya. Manum sedikit basah akibat salju yang turun. Ya, Itu Tao. Kris menangis. Tentu saja. Penyesalan datang pada akhir cerita kan? Itulah yang dialami Kris.   “Maafkan aku Tao. Karna aku selalu menyia-nyiakanmu. Aku selalu mengacuhkanmu. Maafkan aku.”   “Lihatlah, syal buatanmu ini sangat pas untukku. Dan sangat hangat. Kau melihatnya bukan? Hiks..”   “Tao. Aku menyesal.. Aku merindukanmu. Aku kehilanganmu..   “Mianhae..”   “Saranghae..”   “Aku mencintaimu.”   Jika kau igin membenci seseorang. Pikirkanlah, apa kau pantas membencinya?   Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang mencintaimu. Karna jika dia pergi. Kau akan sangat KEHILANGAN.   -END-   Banyak Typo ya?? Maafin Laras.. Jangan Lupa RCL yaa... Jeball..   Makasih udah nyempetin baca FF Laras.. *Bow.         -posted by flame-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar